Bussiness

Dividen Petrosea: Pertama Kali Dapat Cuan dari Saham

Dividen Petrosea, saya masih ingat jelas, awal 2023 itu saya lagi stres berat. Kerjaan nggak stabil, pengeluaran makin naik, dan rasanya mulai takut mikirin masa depan. Di tengah kekalutan itu, saya iseng-iseng buka YouTube — dan nemulah video tentang “cuan dari dividen saham.”

Saya belum ngerti apa-apa. Kata “dividen” aja baru pertama kali dengar. Tapi katanya, itu semacam “bagi hasil” dari perusahaan ke pemegang saham. “Kayak nabung tapi dapet uang kaget,” pikir saya waktu itu. Menarik juga.

Akhirnya saya mulai belajar pelan-pelan. Nggak langsung nyemplung. Saya baca blog, nonton video, ikut kelas gratisan di Zoom, dan mulai ngerti istilah kayak EPS, ROE, dan PBV (meski awalnya bikin pusing juga sih ). Dari semua perusahaan yang dibahas, nama Dividen Petrosea (PTRO) muncul beberapa kali. Katanya sih rajin bagi dividen, valuasi masuk akal, dan manajemen cukup solid.

Saya pikir, “Coba deh, nggak ada salahnya ambil satu lot dulu…”

Awal Mula Kenal Saham dan Dividen Petrosea

Dividen Petrosea

Beli Saham Pertama, Deg-degan Setengah Mati

Waktu itu saya beli PTRO di harga sekitar Rp3.200-an. Jumlahnya kecil banget, cuma beberapa lot. Tapi jujur, rasanya kayak beli rumah. Gila, ternyata walaupun cuma klik-klik di aplikasi, rasanya ada beban psikologis juga. Takut salah pilih, takut rugi, takut dihina netizen saham kalau ngaku newbie

Saya inget banget, setelah beli saham itu, saya refresh aplikasinya tiap jam. Liat grafik ijo dikit, senyum. Merah dikit, langsung panik. Gitu terus sampai seminggu. Padahal katanya saham itu buat jangka panjang, bukan buat ditatap tiap menit.

Tapi ya namanya juga pemula. Belajar dari pengalaman, bukan?

Dapat Dividen Pertama, Rasanya Kayak Menang Undian

Momen yang paling saya ingat adalah ketika diumumkan bahwa Dividen Petrosea bakal bagi dividen sekitar Rp16,4 per saham. Memang sih, jumlah yang saya punya belum seberapa, tapi waktu notifikasi “dividen masuk” muncul di aplikasi — rasanya luar biasa.

Bayangin, cuma karena punya saham, saya dikasih uang. Tanpa kerja tambahan. Tanpa jual beli. Cuma karena “ikut punya” perusahaan. Dari situ saya sadar: ini lho, potensi pasif income dari dunia investasi.

Itu titik balik saya. Bukan karena nominalnya, tapi karena perasaan jadi bagian dari sesuatu yang produktif. Dan itu bikin saya makin semangat belajar soal saham dividen.

Kesalahan Awal yang Saya Pelajari

Dividen Petrosea

Setelah euforia dividen pertama, saya jadi lebih agresif beli saham. Tapi ternyata saya keliru. Saya pikir semua saham yang bagi dividen itu pasti bagus. Padahal nggak semua perusahaan sehat secara fundamental, dan kadang ada yang “bagi dividen buat nutupin performa buruk”.

Saya sempat nyangkut di satu saham BUMN yang harga sahamnya turun terus padahal katanya rutin bagi dividen. Ternyata, nilai dividen-nya kecil banget dibanding potensi capital loss. Dari situ saya belajar:

  1. Dividen tinggi bukan segalanya.

  2. Perhatikan payout ratio — jangan sampai perusahaan cuma bagi untung tapi labanya nyaris habis.

  3. Cek konsistensi laba bersih.

  4. Baca laporan keuangan, bukan cuma dengerin influencer.

Dan yang paling penting: saham itu bagian dari bisnis. Jangan beli kalau cuma karena ikut-ikutan, dikutip dari laman resmi CNBC Indonesia.

Kenapa Saya Masih Pegang Dividen Petrosea Sampai Sekarang

Meskipun saya udah coba beberapa saham lain, PTRO masih saya simpan sampai sekarang. Ada beberapa alasan kenapa:

  • Dividen stabil: Nggak terlalu besar, tapi rutin.

  • Fundamental sehat: Terutama setelah restrukturisasi kepemilikan, manajemennya lebih transparan.

  • Prospek sektor energi & konstruksi: Apalagi kalau pemerintah terus gencar infrastruktur dan pertambangan hijau.

Saya juga suka cara manajemen menyampaikan update. Gaya komunikasi mereka lugas, dan informasi di RUPS atau laporan tahunan mudah dipahami (walaupun kadang harus baca dua kali ).

Tips Investasi Dividen dari Pengalaman Saya

Dividen Petrosea

Dividen Petrosea Kalau kamu baru mulai dan pengen nyoba dapat cuan dari dividen kayak saya dulu, berikut tips jujur dari pengalaman pribadi:

  1. Mulai dari jumlah kecil. Nggak usah langsung banyak. Rasain dulu “feel-nya”.

  2. Pilih perusahaan dengan track record dividen bagus — minimal 5 tahun terakhir konsisten.

  3. Lihat rasio hutang — perusahaan dengan utang terlalu besar biasanya rawan stop dividen.

  4. Cek performa jangka panjang, bukan cuma yield saat ini.

  5. Hindari euforia dividen sesaat (dividend trap).

Dan terakhir: sabar. Dividen itu bukan buat cepat kaya. Tapi buat kaya secara perlahan dan stabil.

Apa yang Berubah Setelah Kenal Dunia Dividen

Sejak pertama kali dapat dividen Petrosea itu, cara saya lihat uang mulai berubah. Sekarang saya lebih mikir jangka panjang. Lebih peduli soal perencanaan finansial. Dan yang terpenting: lebih percaya diri menghadapi masa depan.

Saya bukan ahli keuangan, dan portofolio saya masih kecil. Tapi saya merasa jauh lebih teredukasi dan punya arah.

Bahkan saya jadi mulai ajarin teman-teman di kantor buat belajar bareng. Ada yang udah mulai beli saham juga, walau baru satu lot. Tapi saya yakin — dari yang kecil bisa tumbuh besar, asalkan konsisten.

Dividen Petrosea Cuan Itu Bonus, Ilmu Itu Harta

Akhir kata, pengalaman saya dengan dividen Petrosea bukan sekadar cerita tentang dapet uang. Tapi tentang perjalanan belajar — dari ketidaktahuan, ketakutan, hingga akhirnya merasakan sendiri betapa pentingnya investasi yang masuk akal dan bertanggung jawab.

Kalau kamu sekarang lagi mikir-mikir buat mulai investasi saham, atau baru denger soal dividen, semoga cerita saya ini bisa kasih gambaran. Jangan takut salah. Asal niat belajar, semua orang bisa jadi investor yang bijak.

Dan ingat: dividen itu bukan buat gaya-gayaan. Tapi buat masa depan yang lebih tenang.

Baca Juga Artikel dari: Kenaikan Gaji PNS dan Cerita di Balik Gak Semua Tentang Uang

Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Bussiness

Author