Daging Sapi Sambal Hijau: Sensasi Pedas Gurih yang Bikin Ketagihan
Contents
Saya masih ingat pertama kali makan daging sapi sambal hijau. Waktu itu lagi diajak teman makan di rumah makan Padang di sudut jalan, sederhana banget tempatnya. Dari luar cuma terlihat etalase kaca dengan aneka lauk berjejer: rendang, ayam pop, telur balado, sampai sayur daun singkong.
Tapi entah kenapa, pandangan saya langsung nyangkut ke satu mangkok kecil berisi daging sapi dengan siraman sambal hijau yang keliatan pedasnya bikin merinding. Warnanya ijo cerah, ada potongan cabai keriting hijau yang masih utuh. Saya pikir, “Ah, coba ah… palingan biasa aja.”
Ternyata dugaan saya salah besar. Begitu suapan pertama masuk mulut, rasanya langsung meledak. Pedasnya nendang, tapi bukan pedas yang bikin kapok. Ada rasa segar khas cabai hijau, berpadu dengan daging sapi yang empuk. Gurihnya pas, agak ada rasa smokey karena dagingnya kayak digoreng dulu sebentar sebelum dicampur. Sumpah, lidah saya kayak dikasih kejutan.
Sejak hari itu, daging sapi sambal hijau jadi salah satu lauk favorit saya. Kalau mampir ke rumah makan Padang, seringnya malah saya skip rendang (yang katanya juara dunia) dan lebih milih Daging Sapi Sambal Hijau ini.
Kelezatan yang Beda dari Sambal Lain
Kalau ngomongin sambal di Indonesia, jumlahnya udah kayak bintang di langit. Ada sambal terasi, sambal bawang, sambal matah, sambal bajak, macem-macem. Tapi Daging Sapi Sambal Hijau punya tempat spesial Cookpad.
Menurut saya, yang bikin Daging Sapi Sambal Hijau beda itu ada di sensasi segarnya. Cabai hijau nggak sepekat cabai merah, rasanya lebih “cerah” kalau boleh dibilang. Pas dipadukan sama daging sapi, ada kontras unik: daging yang tebal, gurih, dan agak berat rasanya jadi ketolong sama sambal hijau yang fresh pedas.
Saya sering bandingkan ini dengan balado merah. Balado itu enak sih, tapi pedasnya lebih “tebal” dan agak bikin cepat enek kalau kebanyakan. Sambal hijau justru bisa bikin saya terus nyendok nasi tanpa sadar, padahal udah kenyang. Kalau orang Padang bilang, “ndak ado lawan nyo” alias nggak ada tandingannya.
Kenapa Banyak Orang Suka Daging Sapi Sambal Hijau?
Kalau saya amati, ada beberapa alasan kenapa lauk ini disukai banyak orang:
-
Rasanya balance. Pedas, gurih, segar, semua ada. Cocok banget buat lidah orang Indonesia.
-
Dagingnya empuk. Biasanya dipakai daging sapi bagian sandung lamur atau sengkel, yang ada lemak sedikit biar nggak kering.
-
Sambal hijau versatile. Selain daging sapi, sambal ini juga enak dicampur teri, ayam, bahkan jengkol. Tapi memang paling manis pasangannya daging sapi.
-
Nasi jadi lebih nikmat. Percaya atau nggak, Daging Sapi Sambal Hijau ini bikin nasi putih biasa jadi kayak punya nyawa.
Saya pernah kasih coba ke teman saya yang orang luar negeri (bule). Awalnya dia agak takut karena kelihatannya pedas banget. Tapi begitu makan, ekspresinya langsung berubah, “Wow, this is spicy but… fresh? I like it!” katanya. Jadi, bukan cuma orang Indonesia aja yang bisa jatuh cinta.
Resep Praktis Membuat Daging Sapi Sambal Hijau di Rumah
Nah, ini bagian yang paling seru. Dulu saya kira bikin Daging Sapi Sambal Hijau itu ribet banget. Ternyata setelah coba beberapa kali, yaa memang agak makan waktu, tapi nggak sesusah yang saya bayangin.
Bahan-bahan utama:
-
500 gr daging sapi (pilih bagian sandung lamur atau has dalam biar empuk)
-
100 gr cabai hijau besar
-
50 gr cabai rawit hijau (kalau suka pedas banget)
-
5 siung bawang merah
-
3 siung bawang putih
-
2 buah tomat hijau
-
1 batang serai (geprek)
-
2 lembar daun jeruk
-
Minyak secukupnya
-
Garam, gula, penyedap (opsional)
Cara membuat:
-
Rebus daging sapi dulu sampai empuk, potong kecil-kecil. Jangan buru-buru, kalau daging masih alot, sensasi makannya jadi hilang.
-
Rebus cabai hijau, cabai rawit, bawang, dan tomat sebentar, lalu ulek kasar (jangan halus, biar teksturnya dapet).
-
Tumis bumbu ulek dengan minyak agak banyak, masukkan serai dan daun jeruk.
-
Masukkan daging sapi, aduk sampai rata. Tambahkan garam dan gula secukupnya.
-
Angkat dan sajikan, paling enak masih hangat sama nasi putih pulen.
Saya pribadi biasanya tambahin sedikit perasan jeruk nipis biar ada sensasi segar. Kadang juga pakai daging yang udah digoreng sebentar setelah direbus, hasilnya lebih wangi dan teksturnya mantap.
Akibat Kalau Kebanyakan Makan

Oke, saya harus jujur. Walaupun enak banget, daging sapi sambal hijau ini bukan makanan yang bisa kita hajar tiap hari tanpa mikir. Saya pernah ngalamin sendiri, waktu itu lagi kalap di rumah makan Padang, nggak sadar udah habis setengah piring daging sambal hijau.
Besoknya? Perut langsung protes. Pedas dari cabai bikin lambung agak perih, ditambah daging sapi yang berat buat dicerna bikin badan terasa penuh. Belum lagi kolesterol naik karena lemak daging.
Jadi, buat kamu yang doyan banget, tetap harus tahu batas. Kalau terlalu sering, bisa berisiko:
-
Naiknya kadar kolesterol.
-
Gangguan pencernaan.
-
Jerawat muncul (katanya sih ini efek sambal pedas).
Bukan berarti harus berhenti total, tapi cukup tau kapan harus stop. Saya sekarang lebih hati-hati, cukup makan sekali-sekali biar tetap bisa menikmati tanpa ada drama di belakangnya.
Tips Menikmati Daging Sapi Sambal Hijau
Berdasarkan pengalaman pribadi, ada beberapa tips biar nikmatnya maksimal:
-
Pakai nasi hangat. Jangan nasi dingin, trust me, rasanya beda jauh.
-
Tambahin lalapan segar. Mentimun atau daun singkong rebus bisa jadi penetral pedas.
-
Jangan buru-buru. Nikmati perlahan, rasakan pedas segar sambalnya dan tekstur dagingnya.
-
Minumnya air putih, bukan manis. Banyak orang minum teh manis atau soda, padahal itu bikin makin haus. Air putih lebih aman.
-
Porsi cukup. Jangan kalap, karena enak bukan berarti harus makan sampai nggak bisa gerak.
Kalau saya pribadi, paling suka makan sambil nonton bola atau ngobrol santai bareng teman. Ada sensasi “comfort food” yang bikin hati hangat.
Penutup
Buat saya, daging sapi sambal hijau itu bukan cuma soal makanan. Ada cerita, ada pengalaman, ada rasa puas yang nggak bisa diganti sama lauk lain. Dari pertama kali nyicip sampai sekarang, saya masih sering jatuh cinta lagi setiap kali makan.
Kalau kamu belum pernah coba, wajib banget nyobain. Kalau sudah sering, coba bikin sendiri di rumah, karena proses masaknya pun bisa jadi pengalaman seru. Yang penting, nikmati dengan bijak. Jangan lupa, makan enak boleh, tapi kesehatan tetap nomor satu.
Baca fakta menarik tentang : culinery
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Pokcoy Ayam Simpel dan Lezat: Resep Praktis untuk Hidangan Sehari-hari
