Putroe Phang Park: Taman Cinta yang Menyimpan Sejarah Kerajaan Aceh
Contents
- 1 Keindahan Putroe Phang Park: Gak Cuma Instagramable, Tapi Penuh Cerita
- 1.1 Kenapa Putroe Phang Park Jadi Tujuan Wisata?
- 1.2 Keunikan Putroe Phang Park: Lebih dari Sekadar Taman
- 1.3 Tips Praktis Mengunjungi Putroe Phang Park
- 1.4 Pengalaman Pribadi: Momen Tak Terlupakan di Taman Putroe Phang
- 1.5 Pelajaran yang Saya Petik dari Putroe Phang Park
- 1.6 Worth It Banget Nggak ke Putroe Phang Park?
- 2 Author
Jujur aja, waktu pertama kali dengar nama “Putroe Phang“, saya agak bingung. Saya pikir ini nama sebuah tempat makan atau semacam restoran bergaya Aceh. Tapi ternyata, itu adalah nama taman yang punya nilai sejarah Travel yang dalam banget. Letaknya di Banda Aceh, tepatnya di dalam kompleks Istana Sultan Iskandar Muda.
Saya baru tahu taman ini waktu ikut trip keliling Banda Aceh bareng teman-teman guru dari sekolah. Kami lagi liburan semester, dan Banda Aceh masuk dalam daftar karena penasaran sama budaya dan keindahan alamnya. Tapi ternyata, taman ini jadi salah satu tempat yang paling berkesan. Serius.
Saya inget banget, kami masuk dari gerbang yang kelihatan biasa aja, tapi begitu masuk lebih dalam, suasananya adem, hijau, dan… damai. Itu kata yang pas. Damai. Seolah-olah semua keramaian di luar langsung hilang.
Keindahan Putroe Phang Park: Gak Cuma Instagramable, Tapi Penuh Cerita
Banyak taman yang indah, tapi nggak semua punya nuansa sejarah yang kental. Di Putroe Phang Park, kamu bakal disambut sama reruntuhan bangunan khas kerajaan Aceh dan kolam besar di tengah taman yang konon katanya dipakai sang permaisuri untuk bersantai kabar aceh.
Satu hal yang bikin saya tertegun adalah bangunan kecil bernama “Pinto Khop”. Ini bukan sekadar gerbang biasa. Ini gerbang yang dulunya jadi penghubung antara istana dan taman. Kabarnya, taman ini dibangun khusus oleh Sultan Iskandar Muda untuk permaisurinya yang berasal dari Kerajaan Phang (Thailand sekarang). Makanya dinamakan Putroe Phang – Putri dari Phang.
Keren ya? Jadi bukan cuma soal rumput hijau atau pohon rindang, tapi taman ini punya lapisan kisah cinta yang cukup epik.
Kenapa Putroe Phang Park Jadi Tujuan Wisata?
Saya sempat ngobrol sama pemandu lokal yang ramah banget. Beliau bilang, taman ini memang dijadikan tempat wisata karena tiga hal utama: sejarah, estetika, dan spiritualitas.
Pertama, sejarah. Aceh punya warisan Kesultanan Islam yang kuat. Dan taman ini jadi bukti nyata bagaimana hubungan internasional, bahkan sampai Thailand, terjalin melalui pernikahan kerajaan.
Kedua, estetika. Nggak perlu jago fotografi deh, asal bawa kamera HP aja, hasil fotonya udah pasti bagus. Banyak spot yang cocok buat konten Instagram, apalagi dengan latar kolam dan bangunan khas Aceh.
Ketiga, spiritualitas. Banyak orang bilang taman ini punya aura tenang. Saya ngerasa juga. Mungkin karena ada nilai cinta dan pengabdian dalam sejarah taman ini. Mungkin juga karena pohon-pohon besar yang bikin suasana sejuk banget. Atau karena suasana Banda Aceh yang cenderung damai dan religius.
Keunikan Putroe Phang Park: Lebih dari Sekadar Taman
Banyak taman punya rumput. Banyak taman punya bunga. Tapi jarang ada taman yang punya nilai arsitektur dan simbolisme sejarah cinta seperti ini.
Pinto Khop misalnya. Dari luar sih kayak gerbang kecil berbentuk kubah. Tapi kalau kita pahami, itu adalah simbol penghubung dua dunia: dunia raja dan dunia sang permaisuri. Bisa dibilang itu lambang cinta dan pengertian dalam hubungan mereka.
Selain itu, arsitektur bangunannya masih mempertahankan gaya klasik Aceh yang penuh filosofi. Lengkungan, ukiran, bahkan posisi kolam yang simetris, semuanya bukan tanpa alasan.
Uniknya lagi, di tengah area taman, kita bisa duduk di bangku sambil ngeliatin ikan-ikan di kolam. Iya, ada ikannya. Dan airnya bening banget. Katanya, kolam itu dulunya dipakai sang permaisuri untuk mandi bunga.
Tips Praktis Mengunjungi Putroe Phang Park
Buat kamu yang pengen ke sana, ada beberapa tips dari saya yang mungkin bisa bikin kunjunganmu lebih berkesan:
Datang Pagi Hari
Waktu terbaik menurut saya adalah pagi. Sekitar jam 8-10. Selain cuaca belum panas, suasana masih sepi dan bisa lebih menikmati keheningan taman.
Pakaian Sopan
Ini penting. Banda Aceh cukup religius, jadi pastikan pakaianmu sopan. Bukan berarti harus formal, tapi hindari baju terlalu terbuka.
Bawa Air Minum Sendiri
Di sekitar taman ada warung kecil, tapi tidak banyak. Jadi bawa botol minum sendiri itu ide bagus.
Jangan Lupa Kamera
Kalau kamu blogger atau suka foto, jangan sampai ketinggalan kamera atau HP dengan baterai penuh. Banyak banget spot yang bisa jadi bahan konten keren.
Baca Sejarahnya Sebelum ke Sana
Kalau kamu tahu cerita Putroe Phang sebelumnya, kamu bakal lebih bisa menghargai setiap sudut taman. Trust me, itu bikin perasaanmu beda waktu menyusuri taman itu.
Pengalaman Pribadi: Momen Tak Terlupakan di Taman Putroe Phang
Saya ingat saat duduk di salah satu sudut taman, tepat di bawah pohon besar yang rindang. Teman-teman saya pada sibuk foto-foto, tapi saya milih diam, menikmati angin, dan mengamati kolam itu. Ada semacam getaran aneh—bukan mistis, tapi… dalam. Mungkin karena saya lagi mikirin istri saya di rumah. Saya jadi terharu ngebayangin gimana Sultan Iskandar Muda sampai bela-belain bangun taman buat istrinya. Seromantis itu.
Waktu saya pulang ke penginapan, saya malah nyari-nyari lagi soal sejarah taman ini. Dan makin saya baca, makin saya sadar: tempat ini bukan cuma objek wisata, tapi pelajaran hidup. Tentang cinta, dedikasi, dan penghargaan terhadap pasangan.
Dan lucunya, saat saya cerita ini ke anak-anak di kelas (saya guru IPS), mereka malah semangat buat nanya soal kerajaan-kerajaan di Aceh. Gara-gara taman ini juga, saya jadi semangat ngajarin sejarah lebih hidup dan relevan.
Pelajaran yang Saya Petik dari Putroe Phang Park
Buat saya, pelajaran terbesar dari Putroe Phang Park adalah kesederhanaan bisa punya makna yang dalam. Taman ini nggak heboh. Nggak punya wahana. Nggak ada pertunjukan air mancur warna-warni.
Tapi taman ini punya cerita.
Kadang dalam hidup, kita terlalu sibuk nyari tempat yang “wah” buat healing atau liburan. Padahal, tempat yang tenang, punya sejarah, dan bikin kita merenung, justru bisa jadi lebih menyentuh.
Dan satu lagi, tempat ini ngajarin saya tentang pentingnya merawat warisan budaya. Kalau bukan kita, siapa lagi?
Worth It Banget Nggak ke Putroe Phang Park?
Kalau kamu suka tempat yang adem, penuh sejarah, dan bukan tipe tempat wisata mainstream yang rame dan ribut—YES, sangat worth it.
Putroe Phang Park itu seperti halaman belakang yang penuh memori. Kita bisa datang ke sana, bawa bekal piknik kecil, atau sekadar duduk sambil baca buku. Dan setiap kali kamu mengedarkan pandangan, kamu bakal diingatkan tentang cinta yang nggak cuma soal kata-kata, tapi tindakan nyata.
Jadi, kalau kamu lagi di Banda Aceh atau punya rencana ke sana, sempatkan mampir ke taman ini. Nggak akan nyesel, deh.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Kuil Fushimi Inari: Keindahan Spiritual yang Menyentuh Hati disini