Health

Dislokasi Bahu: Cedera Kecil yang Bisa Berdampak Besar Jika Diabaikan

Bahu adalah salah satu sendi yang paling fleksibel di tubuh manusia. Dengan kemampuannya bergerak ke berbagai arah, bahu memungkinkan kita untuk mengangkat tangan, melempar bola, hingga melakukan aktivitas sehari-hari seperti berpakaian atau mengangkat barang. Namun, fleksibilitas ini juga menjadikannya rentan terhadap cedera — salah satunya dislokasi bahu.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap apa itu dislokasi bahu, bagaimana gejalanya, penyebab umum, serta cara penanganan dan pemulihannya agar Anda bisa memahami kondisi ini dengan lebih baik.

Apa Itu Dislokasi Bahu?

Kode ICD-10 untuk Melaporkan Dislokasi Bahu

Dislokasi bahu terjadi ketika tulang lengan atas (humerus) terlepas dari posisi normalnya pada rongga sendi bahu (glenoid). Kondisi ini sering terjadi akibat benturan keras atau gerakan mendadak yang menyebabkan sendi bergeser Alodokter.

Karena bahu merupakan sendi bola-dan-soket (ball and socket joint), pergeseran sekecil apa pun dapat menimbulkan rasa sakit hebat dan gangguan pergerakan. Dislokasi bisa bersifat parsial (subluksasi), di mana tulang hanya bergeser sebagian, atau total, di mana tulang benar-benar keluar dari tempatnya.

Penyebab Umum Dislokasi Bahu

Dislokasi bahu bisa terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering dialami oleh orang yang aktif secara fisik. Berikut beberapa penyebab yang umum:

  1. Cedera Olahraga
    Atlet atau orang yang sering berolahraga, seperti pemain basket, sepak bola, voli, atau bela diri, memiliki risiko tinggi mengalami dislokasi bahu. Gerakan melempar atau benturan keras bisa menyebabkan sendi bahu terlepas.

  2. Kecelakaan
    Jatuh dari motor, terpeleset di kamar mandi, atau terjatuh dengan posisi tangan menahan tubuh dapat menyebabkan bahu terlepas dari tempatnya.

  3. Kelemahan Otot dan Ligamen
    Orang dengan struktur otot bahu yang lemah atau ligamen longgar (hipermobilitas sendi) juga lebih rentan mengalami dislokasi, bahkan dari aktivitas ringan seperti mengangkat barang.

  4. Riwayat Cedera Sebelumnya
    Bahu yang pernah mengalami dislokasi berisiko tinggi terulang kembali, karena jaringan di sekitar sendi mungkin melemah atau meregang.

Gejala-Gejala Dislokasi Bahu

Tanda-tanda dislokasi bahu cukup khas dan mudah dikenali. Berikut beberapa gejala yang umum muncul:

  • Nyeri hebat secara tiba-tiba pada bahu setelah jatuh atau benturan.

  • Bahu tampak berubah bentuk, biasanya terlihat menonjol ke depan atau ke bawah.

  • Keterbatasan gerak, bahkan sulit menggerakkan lengan sedikit saja.

  • Pembengkakan dan memar di area sekitar bahu.

  • Rasa kesemutan atau mati rasa pada lengan atau tangan akibat tekanan pada saraf.

Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, jangan mencoba mengembalikan posisi bahu sendiri, karena dapat memperparah cedera.

Jenis-Jenis Dislokasi Bahu

Secara umum, dislokasi bahu dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan arah pergeseran tulang:

  1. Dislokasi Anterior (ke depan)
    Jenis ini paling umum, terjadi sekitar 90–95% dari semua kasus. Biasanya akibat tangan terentang ke samping lalu mengalami benturan.

  2. Dislokasi Posterior (ke belakang)
    Lebih jarang, biasanya disebabkan oleh kejang otot atau benturan keras dari depan, seperti kecelakaan.

  3. Dislokasi Inferior (ke bawah)
    Sangat jarang terjadi, biasanya akibat tarikan kuat pada lengan ke arah bawah.

Masing-masing jenis memerlukan pendekatan medis yang berbeda tergantung tingkat keparahan dan arah pergeseran tulangnya.

Diagnosis Dislokasi Bahu

Untuk memastikan adanya dislokasi, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan seperti:

  • Pemeriksaan fisik: Dokter akan memeriksa bentuk bahu, posisi tulang, dan rentang gerak.

  • Rontgen (X-ray): Untuk melihat posisi tulang dan memastikan tidak ada patah tulang.

  • MRI (Magnetic Resonance Imaging): Jika diperlukan, MRI digunakan untuk melihat kerusakan jaringan lunak, ligamen, atau tendon di sekitar sendi.

Diagnosis yang akurat penting agar penanganan yang diberikan tepat sasaran dan tidak menyebabkan komplikasi jangka panjang.

Penanganan Dislokasi Bahu

Dislokasi Bahu, Subluksasi dan Ketidakstabilan Bahu - Mitra Bedah Ortopedi  dan Tangan

Penanganan dislokasi bahu bertujuan untuk mengembalikan tulang ke posisi semula serta mencegah cedera berulang. Berikut langkah-langkah umum yang biasanya dilakukan:

1. Reduksi Bahu

Ini adalah prosedur medis untuk mengembalikan posisi tulang lengan ke dalam rongga sendi. Proses ini harus dilakukan oleh tenaga medis profesional, karena jika dilakukan sembarangan bisa merusak jaringan sekitar bahu.

2. Imobilisasi

Setelah bahu dikembalikan ke posisi semula, dokter biasanya akan memasang arm sling atau perban penyangga selama 2–3 minggu agar sendi tidak banyak bergerak dan memberi waktu pada jaringan untuk pulih.

3. Obat Pereda Nyeri

Dokter mungkin akan meresepkan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen atau naproxen untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.

4. Terapi Fisik

Setelah masa imobilisasi, pasien perlu menjalani fisioterapi untuk mengembalikan kekuatan dan fleksibilitas otot bahu. Latihan seperti rotasi bahu, peregangan, dan penguatan otot rotator cuff akan membantu mempercepat pemulihan.

5. Operasi (Jika Diperlukan)

Jika dislokasi sering kambuh atau disertai kerusakan ligamen yang parah, dokter bisa merekomendasikan operasi rekonstruksi bahu. Operasi ini bertujuan memperbaiki struktur sendi dan mengencangkan jaringan penyangga.

Komplikasi yang Mungkin Terjadi

Dislokasi bahu yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan beberapa komplikasi serius, antara lain:

  • Cedera saraf atau pembuluh darah di sekitar bahu.

  • Kelemahan otot kronis atau ketidakstabilan sendi.

  • Dislokasi berulang (recurrent dislocation) akibat jaringan yang sudah lemah.

  • Arthritis bahu dini jika terjadi kerusakan tulang rawan berulang kali.

Oleh karena itu, penanganan cepat dan tepat sangat penting untuk mencegah masalah jangka panjang.

Tips Pemulihan dan Pencegahan

Meskipun dislokasi bahu bisa sembuh, proses pemulihannya memerlukan kesabaran dan disiplin. Berikut beberapa tips untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah cedera berulang:

  1. Istirahat yang Cukup
    Jangan memaksa menggerakkan bahu sebelum benar-benar pulih. Aktivitas berat bisa memperlambat proses pemulihan.

  2. Gunakan Arm Sling Sesuai Anjuran Dokter
    Penyangga bahu membantu mencegah gerakan berlebihan dan melindungi area yang sedang sembuh.

  3. Kompres Dingin
    Lakukan kompres es selama 15–20 menit beberapa kali sehari untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.

  4. Fisioterapi Rutin
    Lakukan latihan bahu secara bertahap dengan panduan ahli fisioterapi. Latihan penguatan otot penting untuk mencegah dislokasi berulang.

  5. Hindari Gerakan Berisiko
    Jangan mengangkat tangan terlalu tinggi atau melempar dengan tenaga penuh sebelum bahu benar-benar kuat.

  6. Perhatikan Postur Tubuh
    Menjaga postur bahu yang baik saat duduk, bekerja, atau berolahraga membantu menjaga keseimbangan otot dan stabilitas sendi.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera cari bantuan medis jika Anda mengalami:

  • Nyeri bahu yang parah setelah jatuh atau benturan.

  • Bahu tampak tidak sejajar atau berubah bentuk.

  • Sulit menggerakkan lengan atau terasa mati rasa.

Semakin cepat ditangani, semakin kecil risiko komplikasi dan semakin cepat proses penyembuhan.

Kesimpulan

Dislokasi bahu memang terdengar menakutkan, tetapi dengan penanganan yang tepat, kebanyakan orang bisa pulih sepenuhnya tanpa efek jangka panjang. Kuncinya adalah tidak menunda perawatan medis, mengikuti anjuran dokter, dan menjalani fisioterapi secara konsisten.

Bahu kita adalah bagian tubuh yang sangat penting untuk aktivitas sehari-hari. Menjaganya tetap sehat, kuat, dan stabil adalah investasi untuk kehidupan yang lebih nyaman dan bebas cedera.

Baca fakta seputar : Health

Baca juga artikel menarik tentang : Vitaline: Rahasia Tubuh Sehat dan Energi Optimal Setiap Hari

Author