culineryKuliner

Mat Tang Ubi: Camilan Tradisional Korea yang Renyah, Manis dan Melekat

Mat Tang Ubi Dunia kuliner Korea Selatan tidak hanya dikenal karena makanan beratnya seperti bulgogi, bibimbap, dan kimchi, tetapi juga kaya akan jajanan tradisional yang unik dan lezat. Salah satu camilan yang semakin populer, baik di Korea maupun di luar negeri termasuk Indonesia, adalah Mat Tang. Dikenal sebagai camilan manis yang berbahan dasar ubi, Mat Tang Ubi adalah sajian yang sederhana namun mampu menggugah selera dengan rasa manis karamel dan tekstur renyah di luar, lembut di dalam.

Mat Tang ubi adalah versi Mat Tang paling klasik dan paling digemari. Dibuat dari potongan ubi yang digoreng lalu dilapisi gula karamel, camilan ini bisa dinikmati sebagai makanan penutup, camilan sore, atau bahkan kudapan saat musim dingin. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang Mat Tang ubi—mulai dari sejarahnya, bahan dan cara membuatnya, filosofi di balik camilan ini, hingga alasan mengapa Mat Tang Ubi sangat cocok dengan selera masyarakat Indonesia.


Apa Itu Mat Tang Ubi?

Mat Tang Ubi

Mat Tang (맛탕) adalah makanan ringan khas Korea yang terdiri dari potongan ubi goreng yang kemudian dilapisi gula karamel yang mengilap. Dalam bahasa Korea, “mat” berarti rasa dan “tang” secara harfiah berarti “permen” atau sajian manis. Jadi, Mat Tang Ubi secara kasar dapat diterjemahkan sebagai ubi berkaramel manis.

Ciri khas dari Mat Tang adalah tekstur luar yang keras dan renyah seperti permen, namun begitu digigit, bagian dalamnya lembut dan legit, memberikan kontras tekstur yang sangat memuaskan. Biasanya Mat Tang Ubi menggunakan goguma (ubi manis Korea), tapi bisa juga dibuat dari jenis ubi lokal seperti ubi madu, ubi ungu, atau ubi jalar biasa.

Di Korea, Mat Tang kerap muncul dalam berbagai kesempatan, mulai dari camilan rumahan hingga sajian penutup di restoran. Tidak hanya disukai oleh anak-anak, camilan ini juga populer di kalangan orang dewasa berkat rasanya yang tidak terlalu manis dan sangat mengenyangkan.


Sejarah dan Asal-Usul Mat Tang

Mat Tang Ubi adalah salah satu dari banyak jajanan Korea yang memiliki akar sejarah panjang. Meskipun tidak seikonik tteok atau kimchi dalam hal budaya, Mat Tang Ubi telah ada sejak masa Dinasti Joseon, saat masyarakat Korea mulai mengolah bahan-bahan lokal seperti ubi dan gula menjadi makanan ringan.

Karena ubi manis mudah didapat dan murah, Mat Tang Ubi menjadi pilihan camilan yang sederhana namun nikmat. Pada masa lalu, Mat Tang sering disajikan sebagai makanan penutup dalam perjamuan kerajaan, atau sebagai hadiah dalam ritual perayaan panen. Kemudian, Mat Tang Ubi menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat, disajikan hangat saat musim dingin sebagai camilan keluarga yang menyenangkan.

Kini, Mat Tang Ubi telah berkembang menjadi camilan modern dengan berbagai variasi dan cara penyajian yang unik, namun tetap mempertahankan cita rasa aslinya.


Bahan Utama Mat Tang Ubi dan Manfaatnya

Keistimewaan Mat Tang Ubi terletak pada bahan dasarnya yang sederhana namun sarat gizi, yaitu ubi. Berikut penjelasan bahan utama dalam pembuatan Mat Tang dan manfaatnya bagi kesehatan:

1. Ubi Manis (Goguma)

Ubi merupakan bahan yang sangat bergizi, kaya akan karbohidrat kompleks, serat, vitamin A, vitamin C, serta antioksidan. Ubi juga membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil karena memiliki indeks glikemik rendah.

2. Gula Pasir atau Gula Aren

Digunakan untuk membuat lapisan karamel yang melapisi ubi. Gula memberikan rasa manis alami dan warna keemasan yang menggoda.

3. Minyak Goreng

Diperlukan untuk menggoreng ubi hingga matang sempurna. Gunakan minyak netral seperti minyak sayur atau minyak canola agar rasa ubi tetap dominan.

4. Wijen Sangrai (opsional)

Ditaburkan di atas Mat Tang Ubi untuk menambah aroma, rasa, dan nilai estetika. Wijen kaya akan lemak sehat dan antioksidan.

5. Garam Sejumput

Meskipun hanya sedikit, garam membantu menyeimbangkan rasa manis dan membuat rasa Mat Tang Ubi lebih kompleks.


Tekstur dan Cita Rasa Mat Tang yang Memikat

Mat Tang Ubi

Satu hal yang paling menonjol dari Mat Tang adalah kontras tekstur yang sangat menyenangkan: bagian luar crispy seperti karamel keras, sementara bagian dalam tetap lembut dan manis alami. Karamel yang membalut ubi memberikan rasa manis yang kuat, namun tidak membuat enek karena diimbangi dengan rasa alami dari ubi.

Aroma karamel yang harum dan warna keemasan dari gula yang meleleh juga membuat tampilan Mat Tang begitu menggoda. Seringkali, Mat Tang disajikan hangat, karena saat baru matang, lapisan karamel masih renyah dan memberikan sensasi yang sulit dilupakan.

Beberapa variasi Mat Tang juga menambahkan taburan kayu manis, sirup madu, atau bahkan saus keju pedas untuk memberikan pengalaman rasa yang lebih kekinian.


Cara Membuat Mat Tang Ubi di Rumah

Berikut adalah resep Mat Tang Ubi yang bisa Anda buat sendiri dengan bahan sederhana dan teknik yang mudah:

Bahan:

  • 2 buah ubi ukuran besar (ubi madu, ubi ungu, atau ubi kuning)

  • 5 sdm gula pasir atau gula aren

  • Minyak goreng secukupnya

  • Sejumput garam

  • 1 sdm wijen sangrai (opsional)

Langkah-Langkah:

  1. Kupas dan potong ubi
    Kupas kulit ubi, lalu potong bentuk dadu atau segitiga kecil, ukuran sekitar 2-3 cm.

  2. Rendam ubi dalam air dingin selama 10–15 menit
    Hal ini membantu menghilangkan kelebihan pati dan membuat hasil gorengan lebih renyah.

  3. Goreng ubi hingga matang dan kecokelatan
    Panaskan minyak, goreng ubi hingga matang dan bagian luar renyah. Angkat dan tiriskan.

  4. Lelehkan gula untuk membuat karamel
    Gunakan wajan anti lengket, masukkan gula dan sedikit air. Aduk perlahan di api kecil hingga berubah warna keemasan.

  5. Masukkan ubi ke dalam karamel
    Saat karamel sudah meleleh sempurna, masukkan potongan ubi indrabet, aduk cepat hingga semua permukaan ubi terlapisi karamel.

  6. Taburkan wijen sangrai (jika pakai)
    Setelah ubi terlapisi karamel, taburi dengan wijen sangrai agar lebih harum.

  7. Sajikan hangat atau pada suhu ruang
    Mat Tang siap dinikmati. Bila ingin lebih crispy, sajikan segera setelah dimasak.


Inovasi Mat Tang di Era Modern

Mat Tang Ubi

Meskipun Mat Tang adalah camilan tradisional, ia tidak luput dari sentuhan modern. Di berbagai kafe di Korea dan luar negeri, Mat Tang disajikan dalam berbagai bentuk:

  • Mat Tang Mini Sticks: Ubi dipotong kecil panjang seperti kentang goreng dan disajikan dalam cup.

  • Mat Tang Cheese: Tambahan parutan keju di atasnya membuat sensasi asin-manis yang unik.

  • Mat Tang Ice Cream: Dihidangkan dengan es krim vanilla, menciptakan perpaduan hangat dan dingin yang luar biasa.

  • Mat Tang Vegan: Menggunakan gula kelapa organik dan ubi organik, tanpa tambahan pemanis buatan.

Kreativitas ini membuat Mat Tang terus berkembang dan tidak kehilangan relevansi, bahkan menjadi produk yang bisa dipasarkan secara global.


Mat Tang dan Budaya Populer

Mat Tang Ubi sering muncul dalam drama Korea, terutama dalam adegan yang menggambarkan suasana rumah, musim dingin, atau camilan sederhana bersama keluarga. Ini menjadikan Mat Tang tak sekadar makanan, tetapi juga simbol kehangatan rumah, kenyamanan, dan rasa kasih sayang.

Camilan ini juga sering dijadikan oleh-oleh atau suguhan dalam festival makanan tradisional Korea. Bahkan dalam acara internasional seperti K-Food Expo, Mat Tang menjadi salah satu camilan favorit yang diperkenalkan kepada dunia.


Alasan Mengapa Mat Tang Cocok untuk Lidah Indonesia

Indonesia dikenal dengan budaya jajanan yang kaya. Camilan seperti ubi goreng, keripik ubi, dan bolu ubi sangat populer dan akrab di lidah masyarakat. Dengan bahan dasar yang sama dan rasa manis-gurih yang seimbang, Mat Tang Ubi mudah diterima oleh orang Indonesia.

Bahkan, ide menggabungkan Mat Tang dengan saus sambal atau taburan kelapa bisa menjadi adaptasi lokal yang menjadikannya lebih relevan dan digemari di pasar Indonesia. Potensi Mat Tang sebagai produk UMKM lokal dengan nuansa Korea pun sangat besar.


Nilai Gizi dan Keunggulan Mat Tang Sebagai Camilan Sehat

Meskipun dilapisi karamel, Mat Tang tetap bisa dianggap sebagai camilan yang relatif sehat, terutama jika dibandingkan dengan jajanan yang tinggi pengawet atau lemak jenuh. Ubi adalah sumber karbohidrat kompleks yang baik, kaya akan serat, dan bisa membantu menahan rasa lapar lebih lama.

Jika dibuat dengan minyak secukupnya dan gula tidak berlebihan, Mat Tang menjadi camilan yang seimbang—mengandung energi, serat, dan rasa nikmat dalam satu porsi kecil.


Kesimpulan

Mat Tang ubi adalah salah satu bukti bahwa camilan tradisional bisa tetap relevan dan digemari di era modern. Dengan bahan sederhana seperti ubi dan gula, Mat Tang berhasil menciptakan pengalaman makan yang memuaskan: tekstur renyah, rasa manis yang pas, dan tampilan yang menggoda.

Lebih dari sekadar makanan ringan, Mat Tang menyimpan cerita budaya, sejarah, dan filosofi hidup masyarakat Korea—tentang kesederhanaan, kehangatan keluarga, dan kecintaan pada bahan lokal.

Dengan kreativitas, Mat Tang bisa diadaptasi ke berbagai selera dan budaya, termasuk Indonesia. Camilan ini tidak hanya lezat, tapi juga membawa kedekatan budaya antara dua bangsa yang sama-sama menghargai rasa, kehangatan, dan tradisi.

Jika Anda belum pernah mencobanya, cobalah buat Mat Tang sendiri di rumah. Siapkan ubi terbaik Anda, panaskan gula, dan rasakan bagaimana kelezatan sederhana bisa menghadirkan kebahagiaan besar.

Author